Sebuah Seni Omong Kosong (part 10)

Pemakaman Terakhir

...
di sepertiga senja, riuh pesta karnaval para awan
sorak sorai gemuruh langit raya, menatap kelabu kepada bumi
mengoceh pelan angin timur, berbisik kecil menuju malam
muram jingga tertinggal di ujung, menyisakan isak pilu terdalam
serupa atas nasib seorang wanita di seberang jalan
hampir menginjak tiga tahun menunggu pembebasan
terekam cukup jelas di kepala
ucap maaf dari tubuhmu, kubalas putus tanpa ragu
tak sanggup kutahan, menutup busuk bualanmu
mengorek sisi baiknya, berharap mungkin masih ada
berpura lupa atas pengkhianatan, seakan tak pernah terjadi
ekspektasiku terlampau tinggi untuk dirimu penggemar ingkar janji
sang purnama bersaksi, aku mengutuk kisah lampau itu
kutinggalkan air mata mengalir terbawa dinginnya udara malam
kubiarkan kedua lengan mendekap erat tubuhku
tubuh yang kini bersemayam dalam ruang hati yang baru
teruntuk rasa yang pernah mampir, ini pemakaman terakhir
...

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Seni Omong Kosong (part 14)

Sebuah Seni Omong Kosong (part 8)